Sejarah Black Friday: Dari Asal Usulnya Hingga Kegilaan Belanja Zaman Modern

Diterbitkan: 2023-11-10

Setiap tahun, ketika perayaan Thanksgiving di Amerika berakhir, negara tersebut bersiap untuk “Black Friday,” sebuah ekstravaganza belanja tahunan. Hari ini, yang jatuh sehari setelah Thanksgiving, dikaitkan dengan penawaran menarik, antrean panjang, dan pelanggan yang bersemangat mencari penawaran terbaik. Tapi bagaimana Black Friday muncul, dan apa cerita di balik fenomena belanja yang kini menyebar ke seluruh dunia?

dunia

Asal Usul Black Friday

Istilah “Black Friday” mempunyai beberapa asal usul, dan istilah ini pertama kali digunakan pada abad ke-19. Salah satu teori populer menyatakan bahwa nama tersebut berasal dari krisis keuangan pada tahun 1869 ketika pasar emas AS jatuh. Hari ini disebut sebagai “Black Friday” karena kemerosotan ekonomi yang parah setelah kehancuran tersebut. Namun, penggunaan istilah ini tidak ada hubungannya dengan liburan belanja modern.

Asal usul Black Friday yang lebih diterima secara luas sebagai acara belanja berasal dari pertengahan abad ke-20, dengan fokus di kota Philadelphia. Pada tahun 1950-an, petugas polisi dan sopir bus di Philadelphia mulai menggunakan istilah “Black Friday” untuk menggambarkan lalu lintas yang kacau dan padat pasca-Thanksgiving. Masuknya pembeli dari pinggiran kota ke kota menciptakan kemacetan lalu lintas yang besar dan lonjakan aktivitas ritel, sehingga memunculkan istilah deskriptif ini.

Departemen Kepolisian Philadelphia tidak menyukai nama tidak resmi ini, karena memberikan gambaran yang suram pada hari itu. Sebaliknya, pengecer menyambutnya dan melihat peluang untuk meningkatkan penjualan sepanjang musim Natal. Ungkapan “Black Friday” mulai memiliki makna positif sepanjang masa dan kini menandai dimulainya musim belanja Natal.

Parade Hari Thanksgiving Macy

Salah satu peristiwa penting yang berkontribusi terhadap kebangkitan Black Friday adalah Parade Hari Thanksgiving Macy. Acara ikonik ini, yang pertama kali berlangsung pada tahun 1924, diciptakan oleh jaringan department store Macy's untuk merayakan musim liburan. Parade tersebut, yang membawa kendaraan hias dan balon helium raksasa ke Kota New York, secara tidak resmi mengawali musim belanja Natal. Oleh karena itu, pedagang kini mengetahui bahwa hari setelah Thanksgiving sangat penting untuk menawarkan penawaran dan diskon eksklusif guna memanfaatkan lonjakan pelanggan.

Evolusi Black Friday

Black Friday seperti yang kita kenal sekarang mulai terbentuk pada paruh kedua abad ke-20. Pengecer, menyadari potensi keuntungan yang tinggi, mulai membuka toko mereka lebih awal dan menawarkan diskon besar untuk menarik pembeli. Konsep penawaran doorbuster—barang dengan waktu terbatas dan diskon besar yang mendorong orang untuk mengantri di luar toko—menjadi pokok dari Black Friday.

Faktor utama yang menjadikan Black Friday sebagai acara belanja besar-besaran seperti saat ini adalah sektor ritel. Toko-toko mengiklankan penjualan Black Friday mereka berminggu-minggu sebelumnya, dan beberapa bahkan membuka pintunya pada tengah malam untuk memberi para pembeli kesempatan untuk memulai musim belanja liburan. Persaingan antar pengecer untuk saling mengalahkan dengan diskon terbesar dan penawaran paling menarik semakin meningkat, yang mengarah pada kegilaan belanja modern yang menjadi ciri khas Black Friday.

Revolusi Digital

Pada abad ke-21, Black Friday mengalami transformasi signifikan dengan munculnya belanja online. Popularitas Cyber ​​Monday, yang setara dengan Black Friday secara online, dan pertumbuhan e-commerce memberikan sentuhan baru pada musim belanja Natal. Pengecer mulai memperluas penawaran Black Friday mereka ke internet, memungkinkan pembeli untuk berpartisipasi dalam hiruk pikuk ini dari kenyamanan rumah mereka.

Dinamika Black Friday berubah secara signifikan dengan diperkenalkannya telepon seluler. Dengan beberapa klik di layar, konsumen kini dapat membandingkan harga, membaca ulasan, dan melakukan pembelian dengan lebih mudah berkat aplikasi seluler dan platform belanja online. Pergeseran ini menyebabkan berkurangnya arti penting toko fisik, dan “kelelahan Black Friday” muncul ketika orang-orang mulai mempertanyakan apakah kesibukan di pagi hari sepadan dengan kerumitannya.

Black Friday di Seluruh Dunia

Meskipun Black Friday berasal dari Amerika Serikat, Black Friday telah menyebar ke negara lain di seluruh dunia. Di negara-negara seperti Kanada, Inggris, dan Australia, Black Friday telah menjadi acara belanja besar, meskipun negara-negara tersebut tidak merayakan Thanksgiving. Pengecer telah berhasil mengekspor konsep Black Friday, meyakinkan konsumen bahwa ini adalah peluang bagus untuk mendapatkan penawaran dan diskon liburan.

Di beberapa tempat, Black Friday telah berkembang secara berbeda, dengan pengecer menawarkan acara penjualan yang diperpanjang atau mengubah citra liburan belanja agar lebih sesuai dengan tradisi lokal. Misalnya, di Inggris, Black Friday sering dikaitkan dengan pertikaian di dalam toko terkait barang elektronik yang didiskon, sehingga menyebabkan fokus pada belanja online dalam beberapa tahun terakhir. Sebaliknya, konsep “Singles' Day” di Tiongkok yang dirayakan pada tanggal 11 November (11/11) telah menjadi acara belanja online terbesar di dunia yang dimotori oleh raksasa e-commerce Alibaba.

Sisi Gelap Black Friday

Meskipun Black Friday adalah hari yang menyenangkan bagi banyak pembeli, hal ini juga menuai kritik selama bertahun-tahun. Pemandangan antrean panjang, toko-toko yang penuh sesak, dan terkadang perilaku nakal telah menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan. Dalam beberapa kasus, pencarian penawaran terbaik telah menyebabkan cedera dan bahkan kematian, karena pembeli terjebak dalam kesibukan sehari-hari.

Selain itu, tekanan terhadap pekerja ritel yang seringkali diharuskan bekerja pada hari Thanksgiving sendiri telah memicu perdebatan tentang hak-hak pekerja dan pelanggaran konsumerisme pada hari libur tersebut. Beberapa pengecer merespons dengan tetap tutup pada hari Thanksgiving atau menawarkan karyawan pilihan untuk menghabiskan liburan bersama keluarga mereka.

Tanda penjualan Black Friday

Misteri VPN Black Friday

Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan semakin maraknya belanja online selama musim liburan, pentingnya keamanan online semakin meningkat. Dengan meningkatnya transaksi online, melindungi informasi pribadi dan keuangan menjadi hal yang terpenting. Karena promo Black Friday menarik pembeli untuk online, memastikan keamanan koneksi internet mereka sangatlah penting.

Mysterium VPN, penyedia layanan VPN terkemuka, menyadari pentingnya keamanan online selama Black Friday dan seluruh musim belanja liburan. Dengan diskon Mysterium VPN Black Friday, ini adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan berinvestasi pada VPN (Virtual Private Network) untuk melindungi aktivitas dan data online Anda. Saat Anda membeli secara online, VPN mungkin mengenkripsi koneksi Anda, sehingga lebih sulit bagi peretas dan penjahat dunia maya untuk mencegat informasi keuangan dan informasi pribadi Anda.

Sebagai penutup, sejarah Black Friday adalah sejarah menarik yang menggambarkan bagaimana ritel, teknologi, dan konsumsi berubah sepanjang waktu. Dari awal yang sederhana sebagai istilah untuk menggambarkan kemacetan lalu lintas hingga transformasinya menjadi fenomena belanja global, Black Friday telah mengalami perubahan yang signifikan. Meskipun saat ini masih seputar promo dan diskon, penting untuk diingat betapa pentingnya keamanan internet, terutama selama musim belanja Natal. Dengan meningkatnya e-commerce dan risiko ancaman online yang selalu ada, berinvestasi pada VPN seperti Mysterium VPN dapat memberikan lapisan perlindungan ekstra saat Anda menavigasi lanskap digital pada Black Friday dan seterusnya.